Kamis, 15 November 2012

SEWINDU


it's hard to say good bye


Bulan  sabit menggantung di langit. Hujan turun enggan, kemudian berhenti. Mungkin karena sedari tadi aku menatapi hujan dengan sengit. Memohon agar tidak turun malam ini. Khawatir jika nanti Dia datang dengan kebasahan. Atau lebih khawatir lagi jika pertemuan ini dibatalkan. Kupersiapkan diri sejak sore tiba. Merias wajah, mengenakan gaun paling istimewa, dan menghidangkan masakan terenak yang Dia suka. Malam ini harus sempurna, entah bagaimana caranya.

Setengah jam setelah hujan berhenti kudengar suara ketukan di pintu. Itu pasti Dia. Benar saja, ketika kubukakan pintu, Dia muncul dengan raut muka begitu bahagia, juga sebuket bunga. Setelah sedikit basa-basi, kami melepaskan rindu. Rindu yang dipendam sedemikian lama hingga harus dituntaskan sebelum hati makin beku. Rindu yang akan dienyahkan dengan satu pertemuan sendu.

“Aku merindukanmu.”ujar Dia sambil mengecup keningku.
“Tentu, sewindu bukan waktu yang sebentar.”aku setuju.
“Kamu yakin akan melakukan ini ?”Dia mempertanyakan keputusanku.
“Tentu saja. Ayolah, sewindu itu sudah cukup lama. Aku harus melanjutkan hidup.”aku mempertegas keputusanku.
“Melanjutkan hidup tanpa aku. Tentu saja.”ujarnya lalu terkekeh.
“Sewindu kemarin rasanya sudah cukup untuk bersamamu.”balasku.
“Yah, mungkin saja. Ya sudah, tidak apa-apa. Kamu berhak melanjutkan hidupmu, sebagaimana aku.”tutupnya.

Aku dan Kehilangan melanjutkan malam dengan bercerita. Cerita hati sewindu kemarin yang kusimpan saja. Cerita tentang aku dan Kehilangan yang jatuh cinta. Saling menautkan hati hingga sewindu lamanya. Malam ini kuhabiskan semua : rasa, air mata, dan rindu yang ada. Aku bersandar pada Kehilangan dan bicara tentang kenangan yang selama sewindu kemarin seharusnya tak boleh ada.

Aku menuangkan dua gelas jus cranberry untuk wine kami. Lalu bersulang sebagai persetujuan memisahkan diri. Aku mencintai sewindu kemarin itu. Dan Kehilangan yang selalu menyertaiku. Tak peduli air mata yang aku dedikasikan. Tak peduli sakit hati yang aku pertahankan.

“Selamat tinggal.”ujarku lirih.
“Jadilah kuat seperti sewindu kemarin. Jadilah bahagia sewindu ke depan, seterusnya.”balasnya.

Kulepaskan hati yang kugenggam selama ini .  Kehilangan kemudian pergi.

15Nove2012. 23:17 wib
#dialog perpisahan dengan kehilangan.

Tidak ada komentar: