it's hard to say good bye |
Bulan sabit menggantung di langit. Hujan turun
enggan, kemudian berhenti. Mungkin karena sedari tadi aku menatapi hujan dengan
sengit. Memohon agar tidak turun malam ini. Khawatir jika nanti Dia datang
dengan kebasahan. Atau lebih khawatir lagi jika pertemuan ini dibatalkan. Kupersiapkan
diri sejak sore tiba. Merias wajah, mengenakan gaun paling istimewa, dan menghidangkan
masakan terenak yang Dia suka. Malam ini harus sempurna, entah bagaimana
caranya.
Setengah jam setelah hujan
berhenti kudengar suara ketukan di pintu. Itu pasti Dia. Benar saja, ketika
kubukakan pintu, Dia muncul dengan raut muka begitu bahagia, juga sebuket bunga.
Setelah sedikit basa-basi, kami melepaskan rindu. Rindu yang dipendam
sedemikian lama hingga harus dituntaskan sebelum hati makin beku. Rindu yang
akan dienyahkan dengan satu pertemuan sendu.
“Aku merindukanmu.”ujar Dia
sambil mengecup keningku.
“Tentu, sewindu bukan waktu yang
sebentar.”aku setuju.
“Kamu yakin akan melakukan ini ?”Dia
mempertanyakan keputusanku.